ANALISA STRATEGI MANAJEMEN FATIK PADA AVIASI

Abstract

Artikel ini menganalisa berkaitan Fatigue Risk Management System (FRMS) telah didefinisikan oleh ICAO sebagai sarana berbasis data untuk terus memantau dan menjaga risiko keselamatan terkait fatique, berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan pengetahuan serta pengalaman operasional yang bertujuan untuk memastikan personil yang relevan bekerja di tingkat kewaspadaan yang memadai ditengah new normal ini. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu kepustakaan yang dilakukan dengan merujuk pada artikel jurnal, repositori, liputan media massa, media sosial dan semua sumber daya yang dapat diakses online. Data yang diperoleh dengan mengkategorikan masalah mengacu pada sumber yang tersedia untuk analisis daripada menggunakan teknik triangulasi dengan teori, dalam hal ini, teori penerbangan komunikasi dan teori Fatique oleh buku manual ICAO. Hasilnya mengarah kepada kurang tidur yang menjadi penyumbang utama fatique yang, pada gilirannya, dapat sangat mempengaruhi keselamatan penerbangan. Kurang tidur dapat menyebabkan konsentrasi yang buruk, peningkatan iritabilitas dan kelesuan. Kebanyakan orang telah mengalami gejala-gejala ini, tetapi terlepas dari pengalaman mereka, banyak yang terus beroperasi dengan penurunan tidur dan karena itu membuat orang lain dalam risik, ketika mempertimbangkan crew member lainnya, fokus pada manifestasi mental seperti peningkatan waktu respons dan error kecil, serta pengurangan komunikasi sosial dan penerimaan pesan yang buruk. Reaksi ini tidak mengejutkan karena kebanyakan orang tidak suka percaya kalau kinerja mereka menurun tetapi akan dengan mudah menunjukkan ketika kinerja orang lain menurun.