Prototipe Sistem Monitoring Kebakaran Dengan Mikrokontroler Di Klinik Pratama Mitra Insani Dengan Menggunakan Metode Black Box
DOI:
https://doi.org/10.33592/jutis.v11i2.3882Keywords:
kebakaraan, sensor api, sensor asap, sensor suhuAbstract
Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dipicu oleh berbagai faktor. Kebakaran ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat, dan jatuhnya korban jiwa. Mendeteksi kebakaran sering terjadi ketika kebakaran telah menyebar, dan asap keluar dari bangunan yang terkena dampak. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun sistem yang dapat mendeteksi tanda-tanda awal kebakaran. Pemantauan melibatkan penggunaan sensor api, sensor asap, dan sensor suhu untuk menyediakan data yang relevan. Langkah-langkah kontrol merangkum aktivasi pompa air, alarm, pemberitahuan WhatsApp, dan situs web, yang bertujuan untuk meminimalkan dampak buruk insiden kebakaran. Untuk mengimplementasikan sistem ini, konstruksi miniatur ruangan dirancang dan diproduksi. Sistem kontrol, yang memanfaatkan Wemos D1, juga dirancang dan dirakit, bersama dengan alat pemantauan dan pengujian yang diperlukan. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan sensor api, sensor asap (dengan kisaran tingkat asap 0-120 ppm), dan sensor suhu (dengan kisaran suhu 32°C-50°C), telah ditentukan bahwa ketika api terdeteksi dan tingkat asap melebihi 100 ppm, dan suhu ruangan naik di atas 40°C, sistem kontrol secara otomatis akan menyalakan pompa air, alarm, dan mengirimkan pemberitahuan kebakaran melalui WhatsApp.