Pengaruh Temperatur Pada Proses Pendegradasian Kain Poliester 100% Dengan Natrium Hidroksida (NaOH) Terhadap Derajat Putih (WHITENESS)

Authors

  • Hardjito Sastro Darmojo Universitas Islam Syekh Yusuf Kota Tangerang, Propinsi Banten

DOI:

https://doi.org/10.33592/unistek.v7i2.652

Abstract

Pengaruh Temperatur pada proses Pendegradasian Kain Poliester 100% dengan Natrium Hidroksida (NaOH) Terhadap Derajat Putih ( Whitenees). Weight reduce atau pendegradasian adalah tahapan proses produksi yang bertujuan memodifikasi dan menutupi kekurangan dan meningkatkan mutu bahan tekstil kain poliester 100%. Kelebihan  yang  diharapkan  yaitu  kelangsaian  kain,  menaikkan wettability,  moisture regain  dan  sifat antistatik,  naiknya ketahanan pengelupasan,  serta menaikkan  kemampuan pelepasan kotoran dan minyak. Perubahan sifat fisika yang terjadi kain poliester awal menjadi kain sesuai yang di inginkan dengan perlakuan proses penembahan NaOH, yaitu berupa kehilangan berat, kekuatan, ketahanan abrasi, koefisien gesekan dan kekakuan, setelah dianalisis rata-rata kehilangan berat kain poliester 100% berkisar antara 5-25% pada proses temperatur 115°-135°C. Hubungan yang terjadi bersifat linear negatif antara perubahan temperatur dengan derajat putih. Tingkat kelinearan negatif yang terbentuk sesuai dengan koefisien korelasi sebesar -98.6 % dengan persamaan garis  adalah Y= 89,594–0,173X. Artinya jika temperatur proses dinaikkan maka proses hidrolisis poliester akan semakin cepat dan hebat sehingga menyebabkan perubahan tekstur permukaan serat. Perubahan nilai derajat putih menjadi indikator telah berubahnya tekstur dan struktur permukaan serat karena reaksi hidrolisis poliester yang secara signifikan di pengaruhi faktor temperatur, tingkat kontribusi pengaruh temperatur terhadap perubahan derajat putih kain poliester  adalah 97,2%.

 

Kata kunci :   Pengurangan Berat, Hidrolisis Poliester, Derajat Putih.  

 

References

Anna M Grancaric and A Tarbuk. EDA modified PET fabric treated with activated natural zeolite nanoparticle. WS Maney and Son Ltd, Vol: 24, 2008.

Bajaj, Puspha. Recent advances in the development of silk-like polyester fabric. New Delhi : Indian Journal of Fiber and Textile Research, Vol: 21, 1996.

Darmojo, Hardjito S. Statistik Terapan (Teknik Analisis Data). Tangerang: Universitas Islam Syech Yusuf, 2010.

Dhinakaran M, B.S Dasaradan & V. Subramaniam. A new method of investigating the structure by weight loss of polyester fibers. Spring: Journal of Textile and Apparel, Technology and Management, Vol: 6, Issue 3, 2010.

Hanafi, Dr Achmad. Aplikasi Desain Eksperimen (Anava Satu Jalur / Monofaktor). Tangerang : Universitas Islam Syech Yusuf, 2007.

Ingamels,Wilfried. PhD, MSc, CTex, CCol, FSDC. Colour For Textile: A users handbook. London: Society of Dyers and Colorists, 1993.

International Fabricare Institute Bulletin. Alkaline Hydrolysis Of Polyester. USA. 1992.

Isminingsih & Rasjid Djufri. Pengantar Kimia Zat Warna. Bandung: ITT, 1982.

Lewis, Jhon R. College Chemistry. New York: A Barnes and Noble Books, 1989.

M.Haghighatkish and M .Yousefi . Alkaline Hydrolysis of Po lyester Fibers - Structural Effects. Tehran, I.R of Iran: Textile Department, Amirkabir University of Technology, 1992.

Maraden, Faik. Pembuatan Polyethylene Terephtalalate di PT Polypet Karya Persada. Semarang: Universitas Diponegoro, 2004.

Mashiur, Rahman. Degradation of Polyester in Medical Application. New Delhi: InTech, 1992.

Puebla, Dr Claudio. Whiteness Assessment : A Primer. Concepts, Determination, and Control of Perceived Whiteness. Germany : Axiphos GmbH, 2006.

Soeprijono, dkk. Serat-Serat Tekstil. Bandung : ITT, 1973.

Supranto MA, Johannes. Statistik Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992.

Whiteness Index and The Assesment of the NAILM Testpiece. The Color White. 2002.

Published

2020-08-25