ANALISIS FENOMENA KESENJANGAN EKONOMI KOTA SATELIT CITRALAND SURABAYA DENGAN KAWASAN SEKITARNYA
Kata Kunci:
fenomena, kesenjangan, kota satelit, disparitas, ekonomiAbstrak
Kota satelit terbentuk akibat perkembangan yang terjadi di dalam inti kota. Kota Surabaya dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0.63% tiap tahunnya. Dengan total jumlah penduduk pada tahun 2014 mencapai 3.161.733 jiwa. Selain meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan perkapita kota Surabaya pada tahun 2013 juga meningkat yaitu sebesar Rp 97.338.000,- dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 79.125.000,-. Hal ini berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat, tak terkecuali akan perumahan (BPS Kota Surabaya, 2016). Berkembangnya kegiatan ekonomi mulai dari pusat pusat bisnis (central business district atau CBD) yang cenderung berkembang ke arah luar, baik secara difusif maupun secara lompatan katak (leaf frog), mengakibatkan tumbuhnya kota kota satelit sebagai lokasi pemukiman baru. Salah satu kota satelit di Surabaya adalah Citraland yang telah berdiri sejak tahun 1993 sebagai salah satu perusahaan real estate terbesar di Surabaya. Berkembangnya kota satelit yang identik dengan perumahan mewah tersebut memberikan dampak tersendiri yaitu terjadi kesenjangan dengan wilayah disekitarnya. wilayah dan disparitas ekonomi (Adisasmita, 2005). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Adapun kesenjangan ekonomi antara kota satelit Citraland dan kawasan sekitarnya dapat dilihat dari 3 (aspek) yaitu lingkungan, pekerjaan, dan gaya hidup.