KAPITALISME DIGITAL DALAM MEDIA SOSIAL BIGO LIVE
Kritik Terhadap Perkembangan Teknologi Digital Berdasarkan Pemikiran Herbert Marcuse
DOI:
https://doi.org/10.33592/dk.v9i1.1435Abstract
Perkembangan teknologi digital yang sedemikian pesat pada saat ini memiliki dampak perubahan di berbagai lini masyarakat. Perubahan perilaku dan kebiasaan baru salah satunya tampak dari bagaimana masyarakat berinteraksi dengan berbagai platform teknologi digital yang digunakan sebagai saluran komunikasi dan bersosialiasasi. Melalui berbagai platform digital tersebut, masyarakat tidak saja dapat dengan mudah mendapatkan informasi, tetapi juga dapat mengolah dan memproduksi informasi. Perubahan peran dari konsumen ke produsen tersebut merupakan salah satu pengaruh teknologi yang mendorong masyarakat saat ini berada pada era masyarakat informasi. Namun demikian, konten yang diproduksi oleh pengguna pada dasarnya mendatangkan keuntungan besar untuk operator media sosial melalui konten yang diproduksi oleh pengguna dan tentunya juga berasal dari iklan.
Monetisasi ini dianggap pengguna sebagai peluang untuk mendapatkan penghasilan melalui media sosial. Sehingga, para pengguna berlomba-lomba dengan berbagai cara memproduksi konten agar bisa mencapai monetisasi yang sesuai dengan syarat dan ketentuan dari operator media sosial. Di satu sisi tampaknya para pengguna media sosial ini tidak sadar bahwa keberadaan mereka dalam bermedia sosial pada dasarnya merupakan instrumen dari sistem yang terdapat pada media sosial itu sendiri
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada penggunaan media sosial Bigo Live. Data pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisa sejumlah akun broadcaster atau penyiar di akun Bigo Live dan melakukan wawancara terhadap para broadcaster. Akun broadcaster dan hasil wawncara dianalisa dengan pendekatan studi kasus untuk melihat bagaimana fenomena kapitalisasi digital melalui Bigo Live dilakukan oleh operator media sosial. Selanjutnya, hasil dari analisis tersebut dikaji dengan perspektif manusia satu dimensi Herbert Marcuse.